Information For Readers

Webinar Manajemen Bencana Tahun 2022 dengan tema "Membangun Ketangguhan Komunitas Melalui Pendidikan Kebencanaan"

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bencana, baik disebabkan oleh alam maupun akibat perilaku manusia,terjadi tanpa pandang bulu di seluruh dunia.. Dimanapun terjadi bencana cenderung meninggalkan kehancuran dan penderitaan penduduk yang terkena dampak  (Chitiyo & Chitiyo 2009; Gangi & Barowsky 2009; Shibley 2010). Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, telah terjadi tren peningkatan kejadian bencana dari tahun ke tahun. Selama tahun 2019 di Indonesia tercatat terjadi 3.721  bencana yang menyebabkan 477  kurban meninggal, 109 orang hilang, 3.415 kurban luka dan  6,1 juta  orang mengungsi (BNPB, 2019). Bencana bukanlah peristiwa alam semata, karena ketika peristiwa  tersebut terjadi maka risiko bencana akan muncul ketika berinteraksi dengan kerentanan fisik, sosial,ekonomi dan lingkungan dari masyarakat terpapar (UNISDR 2013b).

Menurut Sutopo Purwo Nugroho  (2016), kejadian bencana dan jumlah kurban akan semakin meningkat karena dipengaruhi oleh factor-faktor : 1)Meningkatnya jumlah penduduk, 2) urbanisasi penduduk dari desa ke kota ,  3) degradasi lingkungan yang terjadi secara terus menerus, 4) meningkatnya jumlah kemiskinan, dan5) Pengaruh perubahan iklim global. Peningkatan kejadian bencana alam selama tiga dasawarsa terakhir mencapai hampir 350%.
(CRED , 2009).

Dengan latar belakang tersebut diperlukan upaya untuk mengoptimalisasi manajemen bencana untuk pengurangan risiko bencana. Manajemen bencana sendiri menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 merupakan suatu proses dinamis, berlanjut, serta terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan mengenai observasi, serta analisis bencana dan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi,dan rekonstruksi bencana. Tujuan manajemen bencana secara umum adalah sebagai berikut: (1) Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan lingkungan hidup., (2)  Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan korban, (3) Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/ pengungsian ke daerah asal bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman. (4)  Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/ transportasi, air minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial daerah yang terkena bencana, (5) Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut, dan (6) Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam konteks pembangunan. Dengan adanya manajemen bencana diharapkan untuk mencegah dan membatasi semua dampak negative dari adanya bencana tersebut.

Dewasa ini manajemen bencana  tidak semata-mata menjadi tugas pemerintah, melainkan melibatkan kerja sama dari lima elemen  (pentahelix)  yakni pemerintah, kalangan pengusaha, komunitas, media, dan akademisi. Masing-masing elemen memberikan sumbangsihnya dalam pemecahan masalah secara kolaboratif, dengan mengesampingkan perbedaan-perbedaan, Dengan keterlibatan lima elemen ini diharapkan masyarakat tidak selalu bergantung kepada pemerintah dalam penanganan bencana, melainkan dapat mengoptimalkan peran masyarakat itu sendiri serta sinergitas elemen-elemen lain sehingga dampak negative bencana dapat dikurangi.

 

Tujuan Kegiatan:

Tujuan webinar ini adalah:

  1. Untuk mengekspresikan  penemuan-penemuan  dan ide-ide baru di bidang kebencana, dan topik terkait lainnya serta implementasinya dalam bidang pendidikan kebencanaan
  2. Untuk mengekspresikan dan mensosialisasikan perkembangan ilmiah terbaru di bidang bencana dan topik terkait lainnya
  3. Untuk memfasilitasi pertemuan, komunikasi dan diskusi para ilmuwan di bidang kebencanaan dan ilmu lain yang terkait baik secara nasional

 

 

 

NARASUMBER

Narasumber 1

Struktur dan Infrastruktur untuk Sekolah Aman Bencana Komprehensif

Ardito M. Marzoeki Kodijat, M.Arch., M.M

Kepala Pusat Informasi Tsunami Samudera Hindia Kantor UNESCO Jakarta

 

Narasumber 2

Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)

Jamjam Muzaki, S.Pd., M.KP

Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

 

 

Narasumber 3

Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

Sorja Koesuma, S.Si., M.Si

Pusat Studi Bencana LPPM UNS

 

Moderator

Dr. Yasin Yusup, S.Si., M.Si

Pusat Studi Bencana LPPM UNS